Thursday

, ,

Serunya Menyaksikan Pacu Jawi

SUTAN MINANG - Pacu jawi merupakan budaya asli Kabupaten Tanah Datar yang sudah turun temurun. Tak pernah berhenti, event tahunan yang ditaja oleh masyarakat setempat ini menjadi sebuah kebanggan warga Minangkabau yang banyak ditonton oleh turis pada setiap gelarannya, baik itu dari dalam Negeri ataupun Mancanegara.

Dalam Video yang Sutan Minang tampilkan berikut, sudah dapat menjadi bukti betapa meriah dan serunya kegiatan yang sudah tercantum dalam kelender kegiatan tahunan Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah datar ini.

Dapat kita lihat, betapa penuh perjuangan para Joki yang sedang menunggangi Sapi-sapi (Jawi) mereka. Berjibaku di tengah-tengah lumpur tak membuat sang Joki merasa kewalahan.

Dalam aturan permainan pacu jawi, sang Joki harus siap dengan dua ekor sapi ternak mereka. Sapi-sapi tersebut dipasangi satu bajak sekaligus tempat berdiri atau menjadi posisi kemudi sang Joki.
baralekdi.blogspot.co.id
Mungkin sudah bisa dibayangkan betapa uniknya kegiatan Pacu Jawi ini. Pasti ada sebagian pembaca yang kini sedang mengalami panasaran berat dan ingin meyaksikan secara langsung penyelenggaraan event Budaya yang geliatnya sudah mencapai Dunia Internasional.



Ada empat kecamatan penyelenggara pacu jawi di Tanah Datar, yakni Kecamatan V Kaum, Pariangan, Sungai Tarab,dan Rambatan. Menurut marwan, pacu jawi terbesar dilaksanakan pada 10, 17, 24 dan 31 agustus 2013. Kegiatan ini menjadi ajang bagi pemilik sapi untuk menguji kemampuan berlari hewan peliharaan mereka. Sekitar 800 ekor sapi akan berpacu di sawah dalam acara selama empat hari Sabtu dalam bulan Agustus itu. “kalau sapi bisa berlari lurus, harganya bisa melonjak dua kali lipat atau bahkan lebih dari harga normal”. Pacu jawi digelar turun temurun. Sebelum terangkat menjadi kegiatan wisata, pacu jawi adalah kegiatan lokal masyarakat sebelum musim tanam dilakukan. Di tanah datar, sekitar 75 persen warganya adalah petani. Hari Sabtu lalu, kegiatan pacu jawi untuk bulan Maret-April digelar di Jorong Tigo Batur. Kegiatan diadakan selama lima kali hari Sabtu, pukul 12.00-15.00. lokasi pacu jawi juga dijadikan arena pacu jawi akbar ada Agustus nanti. “Sekitar 400 sapi yang ikut kegiatan kali ini”, ujar Ketua Persatuan Olahraga Pacu jawi (Porwi) Tanah Datar Fahmi. Sapi didatangkan dari sejumlah nagari di Tanah Datar, jumlah sapi semakin bertmbah setelah pacu jawi banyak digelar di Tanah Datar beberapa tahun terakhir. Tiga tahun lalu, ada sekitar 80 sapi ikut serta dalam sekali kegiatan pacu jawi. Selain itu ada sekitar 60 joki yang biasa mengendalikan laju sapi. Tak mudah sebenarnya mengendalikan laju sapi. Joki hanya berdiri di tangkai bajak sambil memegang ekor sapi agar sapi mau berlari. Bertempur dalam area sawah penuh lumpur. Kadang sapi berlari kearah yang tidak seharusnya. Belum lagi yang harus dikendalikan adalah dua ekor sapi. Cipratan lumpur mengenai seluruh tubuh joki bahkan mengenai mata. Dan itu bisa mengganggu penglihatan para joki.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/akbarisation/pacu-jawi-tanah-datar-perayaan-tradisional-atraksi-wisata_552951bd6ea8341a5b8b4575
Dikutip dari Antarasumbar.com, dapat semakin memperjelaskan geliat Pacu Jawi.
Penonton dalam event ini tak memandang usia, mulai dari laki-laki dan wanita. Bahkan, acara ini banyak diminati berbagai kalangan, baik itu Orang tua, dewasa, remaja, anak-anak, balita hingga bayi yang masih dalam gendonga.



Asal penonton pun beragam, ada warga lokal Tanah Datar, Sumatera Barat dan wilayah lainnya di Sumatera, bahkan Indonesia yang jadi wisatawan. Di antara mereka juga nampak orang berkulit putih dan berhidung mancung yang sengaja datang sebagai dari mancanegara.

Para wisatawan dalam dan luar negeri itu berkunjung sebagai bagian trip paket wisata mereka di Ranahminang yang telah disusun pihak tour dan travelnya.
baralekdi.blogspot.co.id

Di tengah gemuruh penonton juga nampak sejumlah fotografer lokal dan mancanegara, juga beberapa kameramen. Lensa-lensa di kamera mereka panjang-panjang dan apa pula pakai tripot. Mereka siap-siap mengabadikan moment pacuan jawi itu untuk berbagai kepentingan.

Suasana di lokasi pacuan seperti pesta malam. Ribuan penonton tumpah ruah, dan para pedagang makanan, minuman, mainan anak-anak dan aksesoris juga berdatangan menjajakan dagangannya.

Payung-payung besarpun terkembang oleh para pedagang untuk peneduh tempatnya berjualan. Ratusan ribu, jutaan hingga puluhan juta rupiah beredar membuat ekonomi berputar.

Acaranya biasanya berlangsung pada sore hari hingga matahari terbenam. Tradisi yang telah turun temurun ini makin hangat dengan alunan musik-musik tradisional Minang yang diputar panitia dengan alat pengeras suara.

Sementara itu dua pasangan "jawi" atau sapi nampak bersiap di garis star. Setelah semua benar-benar siap, baru seorang panitia mengibarkan bendera star, bertanda pacuan dimulai.

Dua pasang jawi lalu berpacu untuk menjadi yang tercepat dan terkuat. Dipandu para joki yang memegang tali dan ekor ternak tersebut. Jawi-jawi itu menghentakan kaki-kakinya di lintasan yang basah dan berlumpur.

Nampak sekali-kali air dan lumpur terciprat ke udara diterjang kaki-kaki sapi. Sang joki kadang sampai mengigit ekor jawi dan melecutinya untuk memberi semangat agar makin cepat berlari.
baralekdi.blogspot.co.id
Sorak-sorai penonton bergema ditengah alunan musik talempong, puput dan gendang hingga acara pun makin meriah.

Lama pacuan tidak lebih dari satu menit dan beberapa kali dilaksanakan menampilkan puluhan pasangan jawi nan jokinya. Hingga akhirnya terpilih yang tercepat dan terkuat serta terbaik. 
Yang tercepat, terkuat dan terbaik dianugerahi hadiah oleh panitia. Nilai jual sapi-sapi pemenang pun menjadi tinggi dan jauh lebih mahal dibanding sapi biasa.

Pacu jawi ini telah berlangsung sejak dulu di Tanah Datar, yang awalnya sebagai ungkapan rasa syukur setelah habis panen.

Kini tradisi itu telah menasional bahkan mendunia, masuk kalender tetap pariwisata daerah itu dan sangat diminati wisatawan.
covesia.com
Perlu dilestarikan, Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi meminta agar keunikan pacu jawi tetap dilestarikan.

"Kegiatan ini sangat unik dan berbeda dengan yang lain, sehingga perlu dilestarikan sebagai budaya dan tradisi masyarakat Kabupaten Tanah Datar," ujarnya.

Menurutnya, pacuan ini sangat unik dan menarik hingga menjadi salah satu agenda pariwisata yang diminati para fotografer dan wisatawan baik dalam maupun luar negeri.

Selain itu pacu jawi juga berdampak positif bagi perekonomian dan sosial budaya masyarakat setempat, bisa pula meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan daerah Tanah Datar umumnya.

Ketika acara pacu jawi ini diadakan masyarakat bisa menggelar aneka jenis makanan, minuman, dan cendara mata. Selain itu, bagi para peternak jawi atau sapi juga bisa pula meningkatkan kesejahteraannya. Ini karena setiap sapi pacuan akan punya nilai jual berbeda. Sapi yang berlomba akan lebih tinggi dibanding sapi biasa.

Tradisi pacu jawi kini bukan hanya milik masyarakat Kabupaten Tanah Datar saja, tapi sudah mendunia sehingga diharapkan masyarakat bisa mempertahankan tradisi ini dan dijaga agar jangan terpengaruh oleh kebudayaan asing.

Para pengurus Persatuan Olahraga Pacu Jawi (Porwi) setempat bersama Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga bisa membuat kalender wisata kegiatan pacu jawi, sehingga para wisatawan dalam dan luar negeri dapat menentukan waktu kapan mereka bisa menyaksikan olahraga tradional yang unik dan menarik tersebut.

Bupati juga mengapresiasi masyarakat yang sudah melaksanakan lomba pacuan jawi di lokasi persawahan yang sudah seringkali dilaksanakan.
Ini Videonya dari aduhmalu
 



Dikutip dari Kompas, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Tanah Datar Margawan, mengatakan, pihaknya merencanakan peningkatan kunjungan wisata ke kabupaten ini tahun 2014 dengan menggelar Visit Tanah Datar 2014. Saat ini kunjungan wisatawan di Kabupaten Tanah Datar baru berkisar 150.000 orang per tahun. Tahun depan diharapkan sekitar 500.000 orang berkunjungan. Ada empat kecamatan penyelenggara pacu jawi di Tanah Datar, yakni Kecamatan V Kaum, Pariangan, Sungai Tarab,dan Rambatan. Menurut marwan, pacu jawi terbesar dilaksanakan pada 10, 17, 24 dan 31 agustus 2013. Kegiatan ini menjadi ajang bagi pemilik sapi untuk menguji kemampuan berlari hewan peliharaan mereka. Sekitar 800 ekor sapi akan berpacu di sawah dalam acara selama empat hari Sabtu dalam bulan Agustus itu. “kalau sapi bisa berlari lurus, harganya bisa melonjak dua kali lipat atau bahkan lebih dari harga normal”. Pacu jawi digelar turun temurun. Sebelum terangkat menjadi kegiatan wisata, pacu jawi adalah kegiatan lokal masyarakat sebelum musim tanam dilakukan. Di tanah datar, sekitar 75 persen warganya adalah petani. Hari Sabtu lalu, kegiatan pacu jawi untuk bulan Maret-April digelar di Jorong Tigo Batur. Kegiatan diadakan selama lima kali hari Sabtu, pukul 12.00-15.00. lokasi pacu jawi juga dijadikan arena pacu jawi akbar ada Agustus nanti. “Sekitar 400 sapi yang ikut kegiatan kali ini”, ujar Ketua Persatuan Olahraga Pacu jawi (Porwi) Tanah Datar Fahmi. Sapi didatangkan dari sejumlah nagari di Tanah Datar, jumlah sapi semakin bertmbah setelah pacu jawi banyak digelar di Tanah Datar beberapa tahun terakhir. Tiga tahun lalu, ada sekitar 80 sapi ikut serta dalam sekali kegiatan pacu jawi. Selain itu ada sekitar 60 joki yang biasa mengendalikan laju sapi. Tak mudah sebenarnya mengendalikan laju sapi. Joki hanya berdiri di tangkai bajak sambil memegang ekor sapi agar sapi mau berlari. Bertempur dalam area sawah penuh lumpur. Kadang sapi berlari kearah yang tidak seharusnya. Belum lagi yang harus dikendalikan adalah dua ekor sapi. Cipratan lumpur mengenai seluruh tubuh joki bahkan mengenai mata. Dan itu bisa mengganggu penglihatan para joki.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/akbarisation/pacu-jawi-tanah-datar-perayaan-tradisional-atraksi-wisata_552951bd6ea8341a5b8b4575


Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/akbarisation/pacu-jawi-tanah-datar-perayaan-tradisional-atraksi-wisata_552951bd6ea8341a5b8b4575


Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/akbarisation/pacu-jawi-tanah-datar-perayaan-tradisional-atraksi-wisata_552951bd6ea8341a5b8b4575


Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/akbarisation/pacu-jawi-tanah-datar-perayaan-tradisional-atraksi-wisata_552951bd6ea8341a5b8b4575
Ada empat kecamatan penyelenggara pacu jawi di Tanah Datar, yakni Kecamatan V Kaum, Pariangan, Sungai Tarab,dan Rambatan. Menurut marwan, pacu jawi terbesar dilaksanakan pada 10, 17, 24 dan 31 agustus 2013. Kegiatan ini menjadi ajang bagi pemilik sapi untuk menguji kemampuan berlari hewan peliharaan mereka. Sekitar 800 ekor sapi akan berpacu di sawah dalam acara selama empat hari Sabtu dalam bulan Agustus itu. “kalau sapi bisa berlari lurus, harganya bisa melonjak dua kali lipat atau bahkan lebih dari harga normal”. Pacu jawi digelar turun temurun. Sebelum terangkat menjadi kegiatan wisata, pacu jawi adalah kegiatan lokal masyarakat sebelum musim tanam dilakukan. Di tanah datar, sekitar 75 persen warganya adalah petani. Hari Sabtu lalu, kegiatan pacu jawi untuk bulan Maret-April digelar di Jorong Tigo Batur. Kegiatan diadakan selama lima kali hari Sabtu, pukul 12.00-15.00. lokasi pacu jawi juga dijadikan arena pacu jawi akbar ada Agustus nanti. “Sekitar 400 sapi yang ikut kegiatan kali ini”, ujar Ketua Persatuan Olahraga Pacu jawi (Porwi) Tanah Datar Fahmi. Sapi didatangkan dari sejumlah nagari di Tanah Datar, jumlah sapi semakin bertmbah setelah pacu jawi banyak digelar di Tanah Datar beberapa tahun terakhir. Tiga tahun lalu, ada sekitar 80 sapi ikut serta dalam sekali kegiatan pacu jawi. Selain itu ada sekitar 60 joki yang biasa mengendalikan laju sapi. Tak mudah sebenarnya mengendalikan laju sapi. Joki hanya berdiri di tangkai bajak sambil memegang ekor sapi agar sapi mau berlari. Bertempur dalam area sawah penuh lumpur. Kadang sapi berlari kearah yang tidak seharusnya. Belum lagi yang harus dikendalikan adalah dua ekor sapi. Cipratan lumpur mengenai seluruh tubuh joki bahkan mengenai mata. Dan itu bisa mengganggu penglihatan para joki.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/akbarisation/pacu-jawi-tanah-datar-perayaan-tradisional-atraksi-wisata_552951bd6ea8341a5b8b4575
Share:

0 comments: